Ontologimenyangkut hakekat matematika, apakah hakekat yang ada dibalik matematika, sedangkan secara epistemologi adalah berkaitan dengan bagaimana cara menjawab pertanyaan mengenai matematika, cara memperoleh dan menangkap permasalahan dalam matemaika. Filsafat pendidikan matematika mengacu pada masalah belajar dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGERTIAN BELAJARBelajar adalah proses, aktivitas, bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya ingatan, tapi juga pengalaman. Hasil belajar bukanlah penguasaan hasil pelatihan, melainkan perubahan tingkah laku. Belajar adalah proses dimana individu berinteraksi dengan lingkungan untuk mengubah perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikologis yang secara aktif berinteraksi dengan lingkungan, yang bermuara pada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap.[1]Seseorang yang telah melalui proses belajar akan mengalami perubahan pada dirinya yaitu,Perubahan interpersonalTerjadi perubahan positif-aktifPerubahan yang bersifat efektif CIRI - CIRI BELAJAR Djamarah 2011 15-17 menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka dari itu ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri yang Terjadi Secara Sadar, artinya individu yang belajar akan menyadari perubahan ini, atau setidaknya individu tersebut akan merasakan perubahannya. Misalnya, ia menyadari bahwa ilmunya berkembang, kemampuannya berkembang, dan kebiasaannya berkembang. Oleh karena itu, perubahan perilaku pribadi akibat mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam kategori perubahan makna belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak mengetahui perubahan tersebut.[5]Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional, akibat pembelajaran, perubahan yang terjadi pada diri individu bersifat kontinyu, tidak statis. Perubahan yang terjadi akan mengarah pada perubahan selanjutnya dan akan berguna dalam kehidupan atau proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, dia akan mengalami transisi dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis. Perubahan ini terus berlanjut hingga kemampuan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Dia bisa menulis dengan kapur, dan sebagainya. Selain itu, dengan kemampuan menulisnya, ia juga dapat mempelajari keterampilan lainnya. Misalnya, Anda dapat menulis surat, menyalin catatan, mengerjakan soal, dll..[6]Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif, Dalam proses pembelajaran, perubahan ini selalu meningkat, tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, jika Anda melakukan lebih banyak upaya belajar, Anda akan mendapatkan lebih banyak perubahan yang lebih baik. Perubahan aktif berarti perubahan tidak terjadi sendiri, tetapi karena upaya individu itu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku akibat proses pendewasaan yang terjadi secara otomatis akibat dorongan internal tidak termasuk perubahan makna pembelajaran.[7]Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara, Perubahan sementara sementara yang terjadi hanya dalam waktu singkat seperti berkeringat, robek, menangis, dll. Tidak dapat diklasifikasikan sebagai perubahan pembelajaran. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses pembelajaran bersifat permanen atau permanen. Artinya perilaku yang terjadi setelah belajar akan bersifat permanen. Misalnya, keterampilan bermain piano anak tidak akan hilang setelah belajar, tetapi jika terus digunakan atau dilatih, mereka akan terus memiliki dan menjadi lebih berkembang.[8]Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah, Artinya perubahan perilaku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan mengarah pada perubahan perilaku, dan perubahan ini benar-benar terwujud. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya telah menentukan tujuan yang bisa dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kemahiran yang akan dia capai. Oleh karena itu tingkah laku belajar selalu diarahkan pada tingkah laku yang ditentukan.[9]Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku, Perubahan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran meliputi perubahan perilaku secara keseluruhan. Jika seseorang mempelajari sesuatu, dia akan mengalami perubahan radikal dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dll. Sebagai akibatnya. Misalnya, jika seorang anak belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling nyata adalah teknik mengendarai sepeda. Namun, ia mengalami perubahan lain, seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang berbagai jenis sepeda, pengetahuan tentang peralatan sepeda, keinginan untuk sepeda yang lebih baik, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Oleh karena itu, salah satu aspek perubahan sangat erat kaitannya dengan aspek lainnya[10]Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat PEMBELAJARANPembelajaran merupakan perpaduan antara unsur manusia, materi, fasilitas, peralatan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Orang-orang yang terlibat dalam sistem pengajaran termasuk siswa, guru, dan personel lain, seperti personel laboratorium. Materi termasuk buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, kaset audio dan kaset video. Fasilitas dan perlengkapan termasuk ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur, termasuk jadwal dan metode pemberian informasi, praktik, studi, ujian, dll.[11] Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran antara lain1. Siswa Atau Peserta DidikUntuk memilih metode pembelajaran, tingkat pendidikan siswa harus disesuaikan. Tekankan bahwa pertimbangan perbedaan jenjang pendidikan adalah kemampuan siswa, terlepas dari apakah mereka dapat berpikir secara abstrak atau tidak. Penerapan metode sederhana dan kompleks tentunya sangat berbeda, dan semuanya berkaitan dengan kemampuan berpikir dan berperilaku siswa pada setiap jenjang. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
pengelolaanpembelajaran dan pengelolaan kelas. BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar-mengajar. Didalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai dengan
Hakikatbelajar dan pembelajaran – Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Hakekatbelajar pembelajaran dan teori belajar. Hakikat dan prinsip prinsip pembelajaran. 1 2 media dan sumber belajar paud dengan mempelajari modul ini anda diharapkan dapat memahami secara mendalam mengenai esensi sumber belajar dalam pembelajaran di lembaga paud. Neng wifa miladia 1. Hanya dengan maksud ingin berbagi saja.
sesuatuyang secara ringkas dapat dikatakan sebagai usaha mencari kebenaran yang hakiki. (Abbas, 2010) Al-Kindi, seorang filosof muslim pertama
ModelPembelajaran Berorientasi NOS (Nature of Science) Salah satu aspek penting dari literasi ilmiah adalah keakraban dengan hakikat Sains (Nature of Science) dan sifat-sifat ilmuwan. Keterlibatan dalam pembahasan tentang persoalan ilmiah menuntut pemahaman atas hakikat Sains (Coll et al., 2008). Menurut Lederman dan Schwart (dalam Kubicek
6J6AjIQ.